Thursday 6 November 2014

Piston

Piston
Fungsi piston adalah untuk menerima tekanan hasil pembakaran campuran gas dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crank shaft) melalui batang piston (connecting rod).

1) Konstruksi

Piston bergerak naik turun terus menerus di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran dan pembuangan. Oleh sebab itu piston harus tahan terhadap tekanan tinggi, suhu tinggi, dan putaran yang tinggi. Piston dibuat dari bahan paduan aluminium, besi tuang, dan keramik.
Pada umumnya piston dari bahan aluminium paling banyak digunakan, selain lebih ringan, radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan dengan material lainnya. Gambar berikut menunjukkan konstruksi piston dengan nama komponennya.



piston torak
Gambar 1 Kontruksi Piston


Bentuk kepala piston ada yang rata, cembung, dan ada juga yang cekung tergantung dari kebutuhannya. Tiap piston biasanya dilengkapi dengan alur-alur untuk penempatan ring piston atau pegas piston dan lubang untuk pemasangan pena piston.

Bagian atas piston akan menerima kalor yang lebih besar dari pada bagian bawahnya saat bekerja. Oleh sebab itu pemuaian pada bagian atas juga akan lebih besar dari pada bagian bawahnya, terutama untuk piston yang terbuat dari aluminium. Agar diameter piston sama besar antara bagian atas dengan bagian bawahnya pada saat bekerja, maka diameter atasnya dibuat lebih kecil dibanding dengan diameter bagian bawahnya, bila diukur pada saat piston dalam keadaan dingin.

torak torak
Gambar 2 Piston


2) Celah Piston

Celah piston (celah antara piston dengan dinding silinder) penting sekali untuk memperbaiki fungsi mesin dan mendapatkan kemampuan mesin yang lebih baik. Bila celah terlalu besar, tekanan kompresi dan tekanan gas pembakarannya menjadi rendah, dan akan menurunkan kemampuan mesin. Sebaliknya bila celah terlalu kecil, maka akibat pemuaian pada piston menyebabkan tidak akan ada celah antara piston dengan silinder ketika mesin panas. Hal ini menyebabkan piston akan menekan dinding silinder dan dapat
merusak mesin. Untuk mencegah hal ini pada mesin, maka harus ada celah yaitu jarak antara piston dengan dinding silinder yang disediakan untuk temperatur ruang lebih kurang 25oC. Celah piston bervariasi tergantung pada model mesinnya dan umumnya antara 0,02 mm─0,12 mm.



Jenis jenis Piston
1. RX piston
Desain kepala piston : High dome
Desain bodi piston : Narrow body
Desain ring piston : Double ring
Piston pin : 13 mm, 14 mm, 15 mm
Size available : 50, 50.5, 51, 52, 52.5, 53, 53.5, 54, 54.5, 55, 55.5, 56, 57, 58, 58.5, 59, 59.5, 60, 60.5, 61, 61.5, 62, 63, 63.5, 64, 64.5, 65, 65.5, 66, 67, 68, 69, 70 mm.
RX piston Hi Speed
2. R piston
Desain kepala piston : High dome
Desain bodi piston : Narrow body
Desain ring piston : Double ring
Piston pin : 13 mm, 14 mm, 15 mm
Size available : 50, 50.5, 51, 52, 52.5, 53, 53.5, 54, 54.5, 55, 55.5, 56, 57, 58, 58.5, 59, 59.5, 60, 60.5, 61, 61.5, 62, 63, 63.5, 64, 64.5, 65, 65.5, 66, 67, 68, 69, 70 mm.
3. PRO X piston
Desain kepala piston : High dome
Desain bodi piston : Wide body
Desain ring piston : Single ring
Piston pin : 13 mm, 14 mm, 15 mm
Size available : 50, 50.5, 51, 52, 52.5, 53, 53.5, 54, 54.5, 55, 55.5, 56, 57, 58, 58.5, 59, 59.5, 60, 60.5, 61, 61.5, 62, 63, 63.5, 64, 64.5, 65, 65.5, 66, 67, 68, 69, 70 mm.
4. PRO piston
Desain kepala piston : High dome
Desain bodi piston : Wide body
Desain ring piston : Double ring
Piston pin : 13 mm, 14 mm, 15 mm
Size available : 50, 50.5, 51, 52, 52.5, 53, 53.5, 54, 54.5, 55, 55.5, 56, 57, 58, 58.5, 59, 59.5, 60, 60.5, 61, 61.5, 62, 63, 63.5, 64, 64.5, 65, 65.5, 66, 67, 68, 69, 70 mm.
5. Racing piston
Desain kepala piston : High dome
Desain bodi piston : Wide body
Desain ring piston : Double ring
Piston pin : 13 mm, 14 mm, 15 mm
Size available : 50, 50.5, 51, 52, 52.5, 53, 53.5, 54, 54.5, 55, 55.5, 56, 57, 58, 58.5, 59, 59.5, 60, 60.5, 61, 61.5, 62, 63, 63.5, 64, 64.5, 65, 65.5, 66, 67, 68, 69, 70 mm.

No comments:

Post a Comment