Sistem Pelumasan Mesin Bensin dan Diesel
Sistem pelumasan mesin bensin
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada
mesin-mesin lainnya, karena di sini
terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah
untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari
pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.
Pada
sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan
oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol,
melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu
media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ )
lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari
luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm
dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus
baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar
sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa
pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan
ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa
kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam
pipa yang sejenis dengan crank case)
FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi
gesekan
Mesin sepeda
motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang
bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan
gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang
bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai
peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya
yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya
tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan
suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan
meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai
anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk
melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan
udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.
Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
Macam - macam sistem pelumasan
Seperti telah saya jelaskan
dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem pelumasan, maka
sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan . Sistem
pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan
menjadi 3 macam yaitu :
1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung
bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok
pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis
ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi
bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan
tipe ini sudah tidak lagi digunakan.
2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk
mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada
kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
- model
roda gigi ( gear type )
- model
trocoid
Mengenai sistem
pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.
3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan
tipe 2 .
Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.
Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang
digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk
memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah
keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan
untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat),
untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem
pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel
kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan
engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring
dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh
klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika
tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja
engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas
dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang
dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV))
dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh
pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan
karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran
perapat oli pada silinder.
Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)
Fungsi dari oli pelumas adalah :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.
Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :
1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.
2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.
Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah
perbandingan campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki.
Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang
engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas
dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar
rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian
mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang
bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran
halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam, oli
jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas
mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk
disirkulasikan ulang.
Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.
Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput,
menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine
berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam penampung
oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah
engine.
Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk
membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian
kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.
Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan
penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan
sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang
antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel
ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak
lain.
Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.
Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen
saringan serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang
disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga
kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.
Gambar : 5 Saringan oli By-pass.
Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.
Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga
memiliki tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari
pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas
(saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada
sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau
pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar
terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.
Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.
Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli
yang menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah
partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan
kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.
Komponen-komponen Sistem Pelumasan :
Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan
dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran
besi dan lainnya.
Apabila
mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi
tenaga mesin. Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada
bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini
dilakukan oleh sistem pelumasan mesin.
CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS
1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin
PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN
Warna merah berarti minyak tercampur bensin
Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan
Warna susu berarti bercampur dengan air
Warna coklat berarti bercampur dengan karbon
Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat
kekentalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas
REFEREENSI LAIN
Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli
– merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa
pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada
manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan
kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas
bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa
rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan?
Jawaban yang paling
sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang
bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan
dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa
jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara
menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga
berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan
elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap
sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah
untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan
yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak
baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar
meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi
kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli
untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk
mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut.
Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi,
perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang
menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini
menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di
dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga
menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
- Mengendalikan gesekan
- Mencegah keausan
- Mendinginkan mesin
- Mencegah korosi
- Memelihara mesin tetap bersih
- Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan dan Keausan :
- Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
- Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu
atau kedua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil
(minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base
oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini
sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan
senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu yang
ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai
spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar
80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin,
mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan
indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada
suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah
mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan
aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar,
masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak
pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk
kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar
penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan
mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel.
Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika
satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran
dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus
disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat
mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan
spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin
diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda
kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu
ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang
dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat
digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin
diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya
SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD).
Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut
lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif
maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan
sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal
yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas
(API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American
Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah
sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf
S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan
huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai
dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
(untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk
mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh :
Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ.
Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian
seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API
Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service
CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi
apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan
pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh
pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan
menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan
karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara
dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan
logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum.
Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah
karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas
tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka
untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society
of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
- Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
- Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
- Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas
kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap
perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas
atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50
menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20.
Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas
bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa
disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang
fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka
pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli
– merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa
pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada
manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan
kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas
bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa
rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling
sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang
bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan
dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa
jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara
menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga
berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan
elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap
sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah
untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan
yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak
baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar
meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi
kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli
untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan
suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk
mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut.
Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi,
perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan
perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang
menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini
menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di
dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga
menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
- Mengendalikan gesekan
- Mencegah keausan
- Mendinginkan mesin
- Mencegah korosi
- Memelihara mesin tetap bersih
- Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan
Gesekan dan Keausan :
- Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)
- Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu
atau kedua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
- Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin
Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil
(minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base
oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini
sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan
senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu yang
ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai
spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar
80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin,
mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan
indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada
suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah
mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan
aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar,
masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak
pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk
kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar
penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan
mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel.
Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika
satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran
dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus
disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat
mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan
spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin
diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda
kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu
ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang
dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat
digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin
diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya
SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin
(dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD).
Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut
lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif
maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan
sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal
yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas
(API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American
Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah
sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia,
yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf
S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan
huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai
dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL
(untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk
mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh :
Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ.
Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian
seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API
Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service
CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi
apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan
pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh
pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan
menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan
karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara
dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan
logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum.
Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah
karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas
tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka
untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society
of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
- Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll
- Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
- Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas
kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap
perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi
grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas
atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50
menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah
(W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20.
Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas
bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa
disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang
fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka
pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.
SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL
Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi
menjadi tenaga mekanik yang dihasilkan dri percampuran antara bahan
bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.
Motor diesel tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :
Gambar 1 komponen utama motor diesel
a. Bagian-bagian yang diam :
-
Kepala silinder
-
Blok silinder
-
Tabung silinder
-
Rumah engkol
-
Pan minyak pelumas
b. Bagian-bagian yang bergerak :
-
Torak
-
Batang torak
-
Poros engkol
-
Pompa bahan bakar
-
Katup pamasukan Katup pembuangan.
Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :
-
Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.
-
Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
-
Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
-
Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
-
Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.
Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk
melumasi bagian-bagian yang bergerak, yang saling bergesekan pada bagian
motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari panas yang
dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di
hasilkan dari proses pembakaran. Maka dari itu pelumasan dapat
dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam permesinan, sebab
apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin,
maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi.
SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL
1. Pengertian Pelumasan
Gambar 2. Bagan sistem pelumasan
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda
padat yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara
menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :
-
Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
-
Tetap membasahi permukaan kedua benda.
-
Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
-
Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah
mempunyai permukaan yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat
dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat
bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan
lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut
bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan
lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua
permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi suatu
tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait
harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan
menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan
yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara
digosok atau diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak
teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas,
gesekan masih tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair
jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2. Fungsi Pelumasan
-
Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
-
Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
Fungsi lain dari pelumasan :
menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan
-
Sebagai zat perapat kebocoran
menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder
menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.
-
Sebagai peredam suara dari getaran
3. Sifat-sifat Minyak Pelumas
a. Umum.
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak
pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai
kebutuhan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
minyak pelumas adalah :
1) Tekanan bantalan
2) Kecepatan pergesekan
3) Bahan yang bergesekan
4) Ruang antara bahan yang bergesekan
5) Aksesabilitas
6) Suhu dan tekanan kerja
b. Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida tersebut melawan untuk mengalir.
Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor
Angka viskositas
SAE
|
Rentantang Viskositas, Saybolt seconds
|
Pada suhu 1300F
|
Pada suhu 2100F
|
Min
|
Max
|
Min
|
Max
|
10
|
90
|
119
|
|
|
20
|
120
|
184
|
|
|
30
|
185
|
254
|
|
|
40
|
255
|
|
|
80
|
50
|
|
|
80
|
104
|
60
|
|
|
105
|
124
|
70
|
|
|
125
|
150
|
c. Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak
terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang
mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
d.
Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.
e.
Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus
dipanaskan didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat
menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara
175º C sampai 260º C tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak
pelumasnya.
f. Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
g. Acidity atau
Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari
potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram
minyak.
h. Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas suatu minyak.
4. Bagian-bagian yang dilumasi
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling bergesekan misalnya :
a. Antara torak dan tabung silinder
b. Antara poros dengan bantalan poros
c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.
PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1. Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak
minyak tersebut. Dan saringan hisap dari pompa minyak pelumas dengan
mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2. Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak
ringan atau minyak cuci, sementara itu periksalah kertas saringan,
apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna
tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada
bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan
3. Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah
pemerikasaan :
a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?
c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?
d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk kedalam saluran minyak pelumas ?
e. Apakah ada bantalan yang rusak ?
f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan
baik ? biasanya kotoran didalam saluran minyak pelumas menyebabkan
gangguan pada sistem pelumasannya.
MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
1. Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai
penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar
motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan
pompa, melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki
supply
yang terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini mempunyai
kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya
Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah
oilcooler, baik yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari pada minyak pelumasnya.
Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering
Keterangan :
-
Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung
-
Filter 6. Filter
-
Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi
-
Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas
2. Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (
pan) yang juga merupakan tangki
supply
dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak
yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali
ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa
minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum
diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan tekanan
c. Sistem tekanan
Gambar 4 sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas
MEKANISME PELUMASAN
. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan, dengan ruang antara (
clearance)di
lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas
membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari
lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari
lapisan minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas
tinggal diam sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan
sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua
permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan
ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan
bawah akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan
permukaan bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal
pada kedua permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak
keluar. Dan besarnya kecepatan pada masing-masing lapisan di lukiskan
lagi dengan vektor-vektor.
Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b.
pada kecepatan minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan
dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik pada kondisi
gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan
bawah, tetapi di buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas
jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas
dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film
minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan
menjamin pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada gambar 6.
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi
service minyak pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian
kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu berhubungan dengan
situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat
(SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang
baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi
yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan
diklasifikasikan sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama
menyatakan commercial, kedua duanya dari golongan-golongan tersebut
mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.
SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing Materials.
Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system yang baru.
|
KLASIFIKASI LAMPAU (A.P.I)
|
KLASIFIKASI SEKARANG
|
MOTOR
BENSIN
|
ML
MM
MS
|
SA
SB
SC. SD
|
MOTOR
DIESEL
|
DG
DM
DS
|
CA
CB. CC
CD
|
Klasifikasi |
Service mesin api |
Minyak mesin ASTM |
SA
|
Untuk service motor bensin dan diesel untuk mesin dalam keadaan biasa, yang tak memerlukan kombinasi aditiv minyak |
Tak termasuk aditiv, selain dari pada untuk pengentalan atau minyak penetrasi |
SB
|
Untuk service motor bensin beban ringan.untuk mesin yang bekerja
alam keadaan biasa ang membtuhkan sedikit aditiv kombinasi dari minyak. |
Miyak anti oxidant a gesekan
|
SC
|
Motor bensin untuk truk dan mobil yang dibuat antara 1964-1967 dan
bekerja dibawah tahun 1964 dalam masa garansi pabrik. Minyak ini
mempunyai sifat yang baik terhadap temperatur rendah dan tinggi,
melindungi pengendapan dan mempunyai sifat untuk mengurangi gesekan |
Miyak ini sesuai dengan permntaan pabrik-pabrik untuk model
1964-1967 terutama dipakai untuk mobil da mempunyai ketahanan pada
temperatur rendah, anti pelumpuran dan anti karat. |
SD
|
Untuk 1968 motor bensin truk dan mobil yang beroprasi dibawah 1962 |
Minyak sesuai permintaan pabrik-pabrik setelah 1968, terutama
dipakai untuk mobil dan mempunyai ketahanan pada temperature rendah anti
pelumpuran dan anti karat |
CA
|
Motor diesel biasa memakai bahan bakar bermutu tinggi. Minyak yang
dipakai ini untuk spesifikasi ini terutama pada pemakaian antara 1940
dan 1950, minyak ini dipakai dengan mutu bahan bakar yang tinggi dan
sifatnya anti karat pada bearing/bantalan dan mencegah pengendapan pada
temperatur tinggi |
Dipakai untuk memenuhi kemampuan MIL-L-21004A pada motor-motor
diesel tampa supercharger dan motor bensin dengan pemakain bahan bakar
kadar sulfur rendah |
CB
|
Motor diesel dengan beban berat motor diesel yang bekerja pada
oprasi biassa dengan mutu bahan bakar yang rendah yang menyebabkan
tempertur tinggi dan karat pada bantalan. Kadang-kadang motor motor
bensin dipakai dalam kasus ini. Minyak ini diformalisasikan tahun 1949.
Minyak ini dipergunakan untuk bahan bakar dengan kadar sulfur tinggi dan
melindungi bantalan dari karat dan temperature tinggi. |
Minyak ini dipakai untuk motor bensin dan motor bensin tanpa
turbocharger ini termasuk minyak MIL-L-2104A yang ditest dengan kadar
sulfur tinggi pada bahan bakar |
Kesimpulan :
-
Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan,
karena apabila telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin
tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal dengan baik.
-
Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi,
sehingga dapat mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
-
Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas
yang di hasilkan dari gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
-
Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.
-
Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.